Himpunan
Mahasiswa Daerah (HiMaDa) Sekolah Tinggi Ilmu Statistik yang berasal
dari Jakarta dan sekitarnya atau sering disebut Mavia’s (Mahasiswa
Batavia dan Sekitarnya) mengadakan acara jalan-jalan ke Curug Naga,
Puncak, Bogor. Kami terdiri dari empat angkatan yang berbeda, mulai dari
angkatan 51 (mahasiswa tingkat IV), angkatan 52 (mahasiswa tingkat
III), angkatan 53 (mahasiswa tingkat II), angkatan 54 (mahasiswa tingkat
I).
Aku
sebagai salah satu perwakilan dari mahasiswa angkatan 51 bersama-sama
dengan teman-temanku yang berjumlah tujuh orang juga ikut pada acara
ini. Untuk angkatan 51 dan 52 dikenakan biaya Rp110.000,00, sedangkan
untuk angkatan 53 dan 54 dikenakan biaya Rp150.000,00 oleh panitia acara
jalan-jalan Mavia’s. Angkatan 51-nya ada aku, Astrid, Nurul, Cimel
(Cynthia Amelia), Riri (Fitri Suciani), Wahyu, Dani, dan Cibas (Citra
Baskoro). Jalan-jalan tahun ini cukup ramai karena
dihadiri empat angkatan sekaligus, biasanya Cuma dua atau tiga angkatan
yang mau ikut jalan-jalan, tapi kali ini beda, aku dan teman-temanku
angkatan 51 ternyata sangat berminat ikut acara jalan-jalan ke Curug
Naga. Ini pertama kalinya aku merasakan benar-benar ‘back to nature’.
Untuk pertama kalinya aku terjun ke air dari batu besar dengan
ketinggian sekitar 5 meter, untuk pertama kalinya juga aku mengapung
seolah-olah menghanyutkan diri mengikuti derasnya aliran sungai.
Menurutku
pengelolaan wisata Curug Naga di sana sudah cukup menarik dan
menyenangkan. Untuk penginapannya kami tinggal di rumah nonpermanen yang
ukurannya sekitar 2 meter x 2,5 meter yang bertingkat. Dindingnya terbuat
dari anyaman, atapnya berupa asbes, dan didominasi oleh kayu-kayu serta
bambu. Aku dan teman-temanku yang wanita tidur di atas, kami berlima
sangat menggigil kedinginan ketika malam harinya karena kalau di atas
anginnya lebih dingin daripada tidur di bawah, selain itu juga hujan
rintik-rintik mengguyur wilayah curug naga itu di malam harinya.
Awalnya, kami kira akan tinggal di villa, ternyata tinggalnya di rumah
macam itu, cukup kecewa sih karena ga sesuai sama harapan kita.
Untuk
konsumsi sehari-harinya berupa makan dan minum disediakan dari
pengelola wisatanya. Berhubung kami sampai di Curug Naga pada Sabtu, 15
Desember 2012 sekitar jam 4 sore, menu makan malamnya berupa nasi, sayur
sop, ayam goreng, tempe bacem, kerupuk. Di pagi hari menu sarapannya
berupa nasi goreng+teri, telur, bakwan, kerupuk. Kalau untuk minumannya
kita masing-masing bawa botol minuman yang bisa diisi ulang sepuasnya
karena disediakan air mineral galon dan air rebus.
Untuk tracking-nya,
kami harus lepas semua jenis alas kaki, dilarang bawa alat-alat
elektronik, bisa dititipkan di ruangan yang terkunci oleh pengelola
wisata supaya aman. Aku berada di urutan paling depan saat acara tracking berlangsung. Aku cukup gesit dalam melewati rintangan-rintangan alam saat tracking,
melewati bebatuan besar dan licin, melewati jalan yang menanjak dan
menurun yang licin, melawan arus sungai, bahkan seorang temanku yang
anak pecinta alam, bernama Cimel, kagum padaku karena aku cukup jauh di
depan meninggalkan gerombolan teman-temanku di belakang. Padahal aku
rasa itu biasa saja, begini-begini juga aku orang biasa yang ga terlalu
suka wisata alam, celanaku saja sampai sobek di bagian lutut karena
terbeset ranting-ranting pepohonan yang melintang saat aku memanjat
bebatuan. Aku cukup menikmati acara tersebut, sungguh luaar biasa
pemandangan dan rintangan di Curug Naga itu yang semuanya merupakan
ciptaan Allah SWT yang patut kita syukuri. Aku bersyukur memiliki
pengalaman ini. Alhamdulillah.
With love, Wulandari Permatasari <3
0 komentar:
Posting Komentar