Pages

Kamis, 20 Desember 2012

Ke Curug Naga atau bisa juga disebut Curug Barong


Himpunan Mahasiswa Daerah (HiMaDa) Sekolah Tinggi Ilmu Statistik yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya atau sering disebut Mavia’s (Mahasiswa Batavia dan Sekitarnya) mengadakan acara jalan-jalan ke Curug Naga, Puncak, Bogor. Kami terdiri dari empat angkatan yang berbeda, mulai dari angkatan 51 (mahasiswa tingkat IV), angkatan 52 (mahasiswa tingkat III), angkatan 53 (mahasiswa tingkat II), angkatan 54 (mahasiswa tingkat I).


Aku sebagai salah satu perwakilan dari mahasiswa angkatan 51 bersama-sama dengan teman-temanku yang berjumlah tujuh orang juga ikut pada acara ini. Untuk angkatan 51 dan 52 dikenakan biaya Rp110.000,00, sedangkan untuk angkatan 53 dan 54 dikenakan biaya Rp150.000,00 oleh panitia acara jalan-jalan Mavia’s. Angkatan 51-nya ada aku, Astrid, Nurul, Cimel (Cynthia Amelia), Riri (Fitri Suciani), Wahyu, Dani, dan Cibas (Citra Baskoro).  Jalan-jalan tahun ini cukup ramai karena dihadiri empat angkatan sekaligus, biasanya Cuma dua atau tiga angkatan yang mau ikut jalan-jalan, tapi kali ini beda, aku dan teman-temanku angkatan 51 ternyata sangat berminat ikut acara jalan-jalan ke Curug Naga. Ini pertama kalinya aku merasakan benar-benar ‘back to nature’. Untuk pertama kalinya aku terjun ke air dari batu besar dengan ketinggian sekitar 5 meter, untuk pertama kalinya juga aku mengapung seolah-olah menghanyutkan diri mengikuti derasnya aliran sungai.


Menurutku pengelolaan wisata Curug Naga di sana sudah cukup menarik dan menyenangkan. Untuk penginapannya kami tinggal di rumah nonpermanen yang ukurannya sekitar 2 meter x 2,5 meter yang bertingkat. Dindingnya terbuat dari anyaman, atapnya berupa asbes, dan didominasi oleh kayu-kayu serta bambu. Aku dan teman-temanku yang wanita tidur di atas, kami berlima sangat menggigil kedinginan ketika malam harinya karena kalau di atas anginnya lebih dingin daripada tidur di bawah, selain itu juga hujan rintik-rintik mengguyur wilayah curug naga itu di malam harinya. Awalnya, kami kira akan tinggal di villa, ternyata tinggalnya di rumah macam itu, cukup kecewa sih karena ga sesuai sama harapan kita.
Untuk konsumsi sehari-harinya berupa makan dan minum disediakan dari pengelola wisatanya. Berhubung kami sampai di Curug Naga pada Sabtu, 15 Desember 2012 sekitar jam 4 sore, menu makan malamnya berupa nasi, sayur sop, ayam goreng, tempe bacem, kerupuk. Di pagi hari menu sarapannya berupa nasi goreng+teri, telur, bakwan, kerupuk. Kalau untuk minumannya kita masing-masing bawa botol minuman yang bisa diisi ulang sepuasnya karena disediakan air mineral galon dan air rebus.



Untuk tracking-nya, kami harus lepas semua jenis alas kaki, dilarang bawa alat-alat elektronik, bisa dititipkan di ruangan yang terkunci oleh pengelola wisata supaya aman. Aku berada di urutan paling depan saat acara tracking berlangsung. Aku cukup gesit dalam melewati rintangan-rintangan alam saat tracking, melewati bebatuan besar dan licin, melewati jalan yang menanjak dan menurun yang licin, melawan arus sungai, bahkan seorang temanku yang anak pecinta alam, bernama Cimel, kagum padaku karena aku cukup jauh di depan meninggalkan gerombolan teman-temanku di belakang. Padahal aku rasa itu biasa saja, begini-begini juga aku orang biasa yang ga terlalu suka wisata alam, celanaku saja sampai sobek di bagian lutut karena terbeset ranting-ranting pepohonan yang melintang saat aku memanjat bebatuan. Aku cukup menikmati acara tersebut, sungguh luaar biasa pemandangan dan rintangan di Curug Naga itu yang semuanya merupakan ciptaan Allah SWT yang patut kita syukuri. Aku bersyukur memiliki pengalaman ini. Alhamdulillah.
With love, Wulandari Permatasari <3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar